Minggu (20/11/2022), Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Malang menghadirkan Sekolah Advokasi untuk pengurus Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK) FKIK. Sebagai lembaga legistafif mahasiswa tertinggi ada yang di fakultas, SEMA FKIK memberikan wadah kepada pengurus OMIK untuk dapat mengerti terkait advokasi di ranah kampus. Kegiatan Sekolah Advokasi ini mengangkat tema “Membangun Pola Pikir Kritis Mahasiswa di era Disrupsi Melalui Advokasi”. Hal ini dilatarbelakangi oleh peran mahasiswa sebagai agent of change yang dimana kemampuan advokasi sangat diperlukan. Advokasi itu sendiri merupakan suatu cara yang cermat, terencana, dan terorganisir untuk melakukan pembelaan ataupun mendorong terjadinya suatu perubahan. Tujuan dari advokasi merupakan terwujudnya perubahan terkait kebijakan sehingga masyarakat luas dapat merasakan manfaatnya.
Kegiatan ini berlangsung di Gedung Ibnu Thufail FKIK UIN Malang dengan dihadiri secara langsung oleh Ibu Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, dr. Alvi Milliana, M.Biomed. Dalam kesempatan tersebut, dr. Alvi menyampaikan bahwa advokasi diharapkan tidak hanya melihat dengan sudut pandang yang sempit saja, melainkan dapat dilihat dari perspektif yang luas layaknya yang juga giat disosialisasikan oleh organisasi profesi Kesehatan di Indonesia. Pada kesempatan yang sama, Hidayatullah selaku ketua SEMA FKIK menyampaikan bahwa peran dari SEMA tidak hanya sebagai wadah untuk menampung aspirasi, tapi juga bisa menjadi penghubung antara mahasiswa dengan pimpinan seperti dekanat melalui penyampaian aspirasi dengan metode advokasi.
Sekolah advokasi oleh SEMA FKIK menghadirkan tiga orang narasumber untuk tiga topik yang berkaitan. Materi pertama tentang “Pengenalan Advokasi” disampaikan oleh Mambaul Hikam, S.H. Beliau menjelaskan definisi, tujuan, sasaran, proses hingga kapan dilakukaannya advokasi. Dengan latar belakang konsultan hukum, Mambaul Hikam sangat fasih dalam memberikan gambaran-gambaran nyata advokasi yang ada di sekitar kita.
Pemateri kedua yakni Kitmanul Arori, Ketua SEMA FKIK periode 2017/2018, yang pada kesempatan ini membahas tentang antropologi kampus. Tak lupa beliau juga menyinggung tentang tipologi system yang ada di kampus, sehingga para peserta dapat mengetahui karakteristik serta memahami berbagai peran mahasiswa yang tentunya akan membawa dampak perubahan, baik di masa kini maupun di masa yang akan datang.
Materi ketiga disampaikan oleh Ubaidillah Nugroho. Beliau mengangkat tema mengenai “Komunikasi dalam Negosiasi”. Latar belakang pemilihan tema ini adalah akibat pentingnya komunikasi yang baik dalam keberhasilan negosiasi pada setiap proses advokasi. Materi ini mencangkup tentang definisi, karakteristik, prinsip, hambatan, langkah-langkah serta tips dan trik dari suatu negosiasi.
Setelah ketiga materi selesai dipaparkan, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil untuk kemudian melakukan sesi focus discussion group (FGD) dengan membahas beberapa isu yang telah ditentukan. Masing-masing kelompok kemudian diminta untuk membuat sebuah analisa atas isu tersebut dan hasilnya dituangkan ke dalam bentuk poin-poin masukan dari peserta sekolah advokasi kepada fakultas yang nantinya akan disamapaikan kepada Dekanat sebagai tindak lanjut dari sekolah advokasi yang dilaksanakan oleh SEMA FKIK UIN Malang. (Kontributor: Hidayatullah – SEMA FKIK | Editor: Alif FF)