Mahasiswa, Karyawan, Dosen dan Alumni FKIK Bersinergi Sukseskan Vaksinasi Massal 5000 Dosis

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Malang (14/08/2021), sebanyak hampir 300 petugas pelaksana diterjunkan dalam Program Vaksinasi Massal 5000 Dosis di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Bertempat di Kampus 1 UIN Malang, program vaksinasi massal ini dikomando oleh Klinik UMMI UIN Malang dengan melibatkan sejumlah besar tenaga kesehatan berkompeten yang berasal dari unsur dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Malang, karyawan, mahasiswa kedokteran dan farmasi, para dokter muda Prodi Profesi Kedokteran, hingga alumni FKIK UIN Malang. Program vaksinasi berlangsung selama 2 hari, yakni Sabtu (14/08/2021) dan Minggu (15/08/2021) dengan target 5000 dosis vaksin AstraZeneca bagi keluarga besar UIN Malang serta masyarakat di Kota Malang.

Seremonial pemotongan pita sebagai pembukaan acara Vaksinasi Massal 5000 Dosis UIN Malang oleh Kepala Bakorwil III Jatim, didampingi oleh Rektor dan Ketua Gugus Tugas COVID-19 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Program Vaksinasi Massal UIN Malang merupakan amanat Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang ditujukan salah satunya bagi lembaga pendidikan tinggi seperti UIN Malang ini dalam rangka percepatan mencapai herd immunity di tengah masyarakat. Gubernur yang sejatinya hadir secara langsung untuk membuka acara tersebut, kali ini diwakili oleh Kepala Bakorwil III Jatim, Dr. Sjaichul Ghulam menyampaikan apresiasinya bagi UIN Malang atas penyelenggaraan acara vaksinasi massal. Turut hadir pula, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. M. Zainuddin, MA, beserta jajaran dan ketua Satgas COVID-19. Dalam sambutannya, Prof. Zainuddin menegaskan bahwa Program Vaksinasi Massal 5000 Dosis ini merupakan wujud sinergitas yang baik antara Pemerintah dengan Lembaga Pendidikan. “Kami berharap, dengan adanya vaksinasi massal ini, pandemi COVID-19 dapat segera berakhir”, pungkasnya. Acara vaksinasi dibuka secara simbolis dengan pemotongan pita oleh Kepala Bakorwil, dilanjutkan dengan berjalannya alur vaksinasi bagi masyarakat.

Proses vaksinasi dibagi ke dalam beberapa pos, yakni: registrasi, pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital, screening, vaksinasi, dan observasi. Masing-masing pos diisi oleh para petugas yang berpengalaman dan berkompeten di bidangnya. Ketua pelaksana, dr. Christyaji Indradmojo, Sp.EM, menerangkan bahwa penyelenggara utama acara Vaksinasi Massal kali ini adalah para pegawai Klinik UMMI UIN Malang didukung oleh mahasiswa/i PSPD UIN yang dikoordinir oleh TBM-RMT (Tim Bantuan Medis-Rhazes Medical Team) yang saat ini diketuai oleh Retno Dewi Atmiyati dari PSPD FKIK UIN Malang. “Untuk tenaga vaksinator adalah dokter-dokter yang berasal dari FKIK yang tentunya punya kompetensi dan wewenang”, ungkap dokter Chris. Pos skrining dan observasi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) juga diisi oleh tenaga-tenaga apoteker dari Farmasi FKIK UIN Malang.

Vaksinasi merupakan salah satu mata rantai dari upaya berlapis dalam menghambat atau bahkan menghentikan Pandemi. Diadaptasi dari konsep manajemen bencana, setidaknya ada 4 upaya berlapis yang harus dilaksanakan secara simultan dalam menghadapi pandemi: (1) Upaya Preventif: Jaga jarak, dan berusaha menghindari kerumunan, (2) Upaya mitigasi (minimalisir dampak): penerapan etiket bersin & batuk; rutin cuci tangan pakai sabun; penggunaan masker saat berada di area berisiko tinggi; vaksinasi; (3) Kesiapsiagaan: Pembangunan safe house, RS lapangan, eskalasi SPGD-S (Sistem Penanggulangan Gwat darurat Sehari-hari) menjadi SPGD-T (Terpadu); (4) Upaya Respon/tanggap darurat: Penguatan RS dan alur rujukan yang terstruktur & terukur. Adapun senjata utama menghadapi pandemi adalah edukasi. Oleh karenanya, konsep penataan vaksinasi massal di UIN Malang kali ini adalah bertema Edukasi. “Kami berharap melalui tata ruang, alur, dan model pelayanan selama vaksinasi ini membangkitkan kesadaran semua pihak bahwa kita perlu melakukan tindakan-tindakan terukur & terstruktur yang dilandasi kesabaran, kejujuran, keterbukaan dan kerendahan hati sebagai modal untuk menatap & menata masa depan”, tutup dr. Chris. (Alif FF|Humas FKIK)