Mahasiswi Farmasi FKIK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang angkatan 2019 menorehkan prestasi di tingkat internasional. Vira Azzara Faradila (akrab dipanggil Vira) menjadi perwakilan Indonesia di The 5th Istanbul Youth Summit (IYS) 2022 dan berhasil meraih penghargaan sebagai 2nd Best Project Group. Di sela kesibukannya menyusun skripsi, wanita asal Kudus ini kami hubungi via daring (8/06) untuk dapat berbagi cerita dan semangat atas pengalamannya. Vira mengaku termotivasi untuk berpartisipasi di IYS 2022 agar mendapat pengalaman dan relasi baru di skala internasional. Selain itu, ia juga tertarik untuk mengetahui lebih tentang sejarah peradaban Islam di Turki.
The 5th Istanbul Youth Summit 2022 merupakan Konferensi Tingkat Internasional (KTI) yang diprakarsai oleh Yayasan Youth Break the Boundaries di Istanbul, Turki. Kegiatan ini berlangsung secara luring di Bağlarbasi Kongre Ve Kültür Merkezi, Uskudar, Istanbul pada 14-17 Februari 2022 lalu. Tahun ini, IYS 2022 mengangkat tema “Response to the Youth Development Plan in Crisis Recovery” untuk mendukung gagasan pemuda terkait aspek pendidikan (education), ekonomi (economy), kesehatan masyarakat (public health), kebijakan publik (public policy) dan kesehatan mental (mental health) dalam lingkup internasional. Vira menuturkan bahwa peserta IYS 2022 berasal dari berbagai negara dan tidak terbatas benua, diantaranya : Palestina, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dsb.
Vira mengatakan bahwa ia mendapatkan informasi mengenai IYS 2022 melalui instagram dan kemudian mengikuti serangkaian alur pendaftaran hingga akhirnya lolos menjadi salah satu delegasi. Rekan satu timnya terdiri dari 3 mahasiswa dari berbagai universitas, diantaranya : Audita Eka Wardhani (Universitas Muhammadiyah Purwakarta), Yoraisa Ghany Setiawan (Universitas Airlangga), dan Vira Azzara Faradila (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang). Ia mengusung aspek public health dalam projeknya karena linear dengan kesehariannya sebagai seorang mahasiswi farmasi. Selain itu, Vira dan timnya peka melihat fenomena sampah diapers yang sangat menumpuk di desa Tambaksari Kidul sehingga mengotori sungai dan populasi yang berada disekitarnya. Oleh karena itu, mereka mengusulkan gagasan berupa pemanfaatan sampah diapers untuk hidroponik biji sawi yang nantinya diharapkan dapat berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Hampir setiap minggunya, Vira dan timnya mendiskusikan projek mereka melalui zoom. Survei juga dilakukan oleh 2 teman timnya di salah satu daerah di Desa Tambaksari Kidul, Banyumas, Jawa Tengah terkait keadaan di desa tersebut. Vira dan tim memberi nama projek yang mereka gagas dengan nama IYSECO Friendly dan membawa mereka sebagai 2nd Best Project Group di IYS 2022.
Vira menangatakan sangat senang dan bersyukur karena berkesempatan mendapat pengalaman untuk bertemu banyak orang dari mancanegara. Ia merasakan solidaritas yang sangat tinggi antarpeserta walaupun berbeda bangsa, negara, dan budaya. Di akhir, Vira memotivasi seluruh mahasiswa FKIK untuk terus berkarya, dan mengejar sesuatu yang diimpikan, bukan hanya menunggu. “Diusahakan, bukan sekedar mengharapkan”, pungkas Vira.