Menejemen Kesehatan Haji

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Setiap dua minggu sekali, tepatnya pada hari Jum’at seluruh dosen dan karyawan FKIK UIN Malang selalu mengadakan Rapat Evaluasi dan penyampaian materi (integrasi sains dan agama), pada kesempatan kali ini, jum’at, 2 September 2016 dr. Herry Darsim Gaffar, menyampaikan materi tentang “menejemen Kesehatan Haji” , dimana menejemen kesehatan haji ini sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji.

Ibadah Haji merupakan rukun Islam kelima berupa rangkaian aktivitas ritual, yang dilaksanakan setiap tahun di Tanah Suci (Arab Saudi) oleh lebih dari dua juta orang Muslim (jamaah haji) dari beragam suku-bangsa yang berasal dari lebih 140 negara di dunia. Di dalam Al-Qur’aan surat Aali ’Imraan ayat 97, Allah SWT berfirman: ”… walillaahi ’alannaasi hijjulbayti manistatha’a ilayhi sabiila,” yang artinya: ”… dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah SWT adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu.”

Kondisi musim dan cuaca yang berbeda antara Indonesia dengan Arab Saudi juga beresiko tinggi terhadap kesehatan jamaah haji, Cuaca panas dan aktivitas di udara terbuka bisa menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan. Seperti yang terjadi di Tanah Suci bisa menjadi salah satu sumber utama masalah kesehatan para jamaah haji. Menurut Kementerian Kesehatan tahun 2009, Dalam sepuluh tahun terakhir, angka kematian Jamaah mencapai 2,1 – 3,2 per 1, dengan hampir 70% kejadian kematian pada kelompok umur 60 tahun ke atas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dr. herry yaitu Faktor Risiko yang paling berperan dalam kematian Jamaah disebabkan oleh faktor risiko internal (FRI) dan yang diperberat oleh tingkat keterpajanan dengan faktor risiko eksternal (FRE).Kondisi kesehatan Jamaah Usila/Lansia adalah salah satu dari kondisi kesehatan berpotensi risiko tinggi (Kondisi Risti), tetapi bukan merupa-kan Faktor Risiko penyebab kematian (Sebab Wafat) utama.

Dan menurut beliau Perlu dilakukan pengkajian dan perbaikan berkelanjutan system penyelenggaraan program kesehatan haji Indonesia (PKHI) terutama dalam pelaksanaan manajemen kesehatan haji secara komprehensif-integratif dan holistik-humanistis dengan mempertimbangkan segala aspek dan komponen yang berperan. Serta dilakukan upaya penurunan potensi risiko utama, yakni ke-lelahan badan (stres fisik) termasuk ketegangan jiwa (stres mental), yang disebabkan oleh keterpajanan kondisi lingkungan ekstrem yang lebih lama